Rabu, 13 Agustus 2014

Manajemen Waktu

10.35

“Manajemen Waktu”


Tenang waktu telah diatur oleh Tuhan, kita tinggal mengatur diri menyelaraskan dengan waktu. (Penulis: Mustahib Ar-Raisy)

Sombong, jika kita ingin mengelola, memanajemen waktu. Kita tidak perlu risau karena waktu telah diatur oleh Tuhan secara baik dan sangat baik. Tanpa kita berfikir untuk mengatur waktupun, ia akan berjalan sesuai hukum alam (sunatullah) nya dengan benar. Yang menjadi persoalan bukanlah masalah waktu, akan tetapi bagaimana menyelaraskan diri kita, mengelola dan menyesuaikan aktivitas kita terhadap kenyataan sunatullah waktu.
Sunatullah waktu yang saya maksudkan disini beberapa diantaranya sebagai berikut:
a). Waktu akan terus berjalan, ia tidak akan pernah lelah dan berhenti
b). Waktu tidak akan pernah berjalan mundur kembali
c). Tiap diri kita dibatasi oleh waktu. Tiap orang mempunyai waktu yang sama yaitu dalam sehari mereka mempunyai waktu 24 jam, dalam seminggu ada 7 hari, dalam setahun mereka melewati 12 bulan dan seterusnya. Itu yang membatasi aktivitas kita.


Sekarang mari coba Anda membayangkan, Anda menjadi nasabah dari sebuah bank yang mengkredit rekening kita setiap paginya sebanyak $86,400 (saya menggunakan hitungan dollar). Sepanjang hari itu Anda dibebaskan untuk menggunakan uang itu sekehendak hati Anda. Pendeknya Anda dibebaskan menggunakan uang itu untuk apa saja. Tetapi ada syaratnya, yaitu jika Anda tidak bisa menghabiskannya hari itu juga, maka sisanya hangus, tidak ada alasan apapun.  Keesokan harinya Anda memperoleh $86,400 lagi.
Nah, kalau Anda berada dalam keadaan seperti itu apa yang akan Anda lakukan?. Jika kita seperti kebanyakan orang lain, Anda tentunya akan segera berfikir untuk apa saja uang itu dipergunakan setiap harinya. Anda mulai dengan membeli segala kebutuhan Anda yang mendesak. Tetapi jika Anda pandai, Anda akan segera memikirkan bagaimana cara menginvestasikan uang harian itu, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan besar berjangka panjang.
Anda sadari atau tidak, Anda menghadapi situasi semacam itu. “Bank” tersebut adalah waktu, dan Anda mendapatkan 86,400 detik setiap hari yang dapat Anda habiskan sesuka hati Anda. Anda bebas memutuskan untuk “membeli kebutuhan-kebutuhan harian, kebutuhan mendesak” Anda, atau Anda menginvestasikannya untuk kebahagiaan masa mendatang. Terserah Anda. Dan jika Anda gagal memanfaatkan detik-detik itu, maka waktu yag telah berlalu tidak akan pernah kembali lagi.
Ada sebuah cerita menarik yang dapat kita pelajari bersama-sama. Suatu pagi Seorang guru membawakan sebuah toples ke dalam ruang kelas. Guru men-demo-kan toples tersebut kepada murid-muridnya. Guru mengisi toples tersebut dengan batu kerikil sampai kelihatan penuh toples tersebut. Kemudian sang guru bertanya kepada murid-murid, “Anak-anak, sudah penuhkah toples yang bapak bawa ini?”. Serentak semua menjawab, “Sudah, Pak!”. Kemudian guru menunjukkan pasir yang dibawanya. “Coba bapak menambahkan dengan ini”. Akhirnya pasir yang dibawa seluruhnya dapat dimasukkan ke dalam toples. Kemudian sang guru bertanya lagi, “kalau sekarang bagaimana anak-anak, apakah sudah penuh?”. Jawaban tidak serempak seperti jawaban yang pertama. Ada yang menjawab, “Sudah penuh, Pak!”. Ada juga yang mengatakan, “Mungkin masih bisa dimasuki lagi”. Kembali lagi guru mengeluarkan sebungkus air dan menuangkannya ke dalam toples. Terjadi juga, akhirnya seluruh air dapat masuk ke dalam toples. Kemudian sang guru mengatakan, “Anak-anak, tahu tidak kalu sebenarnya waktu yang kita miliki ibaratnya seperti toples yang bapak bawa. Dan batu kerikil, pasir, air adalah aktivitas kita. Ada yang bisa memahami apa yang bapak sampaikan, kira-kira apa bapak maksud?”. Ada salah seorang murid yang menjawab, “Sebenarnya kita bisa melakukan banyak aktivitas dengan waktu yang kita miliki, Pak”. “Ada benarnya juga jawaban kamu, tapi coba perhatikan lagi anak-anak…..”. Sang guru kemudian mempraktekkan seperti sebelumnya, tetapi dengan urutan berbeda. Air di masukkan terlebih dahulu, disusul pasir dan terakhir batu kerikil. Hasilnya. Setelah air dimasukkan dan ditambah pasir maka ada air yang tercecer tumpah dari toples. Setelah ditambah batu kerikil, ternyata tidak semua batu kerikil dapat masuk ke dalam toples.
Siswa banyak yang terbengong, mungkin belum bisa menangkap apa yang di sampaikan oleh gurunya. Sang guru kemudian meneruskan, “Anak-anak, kita hidup dibatasi dengan waktu. Aktifitas yang kita lakukan juga dibatasi oleh waktu. Kita bisa melakukan banyak aktivitas dengan waktu yang kita miliki, tapi ingat anak-anak tidak semua hal dapat kita lakukan, kita dibatasi oleh waktu. Bapak mengklasifikasikan aktivitas menjadi 3 hal seperti yang kita praktekkan hari ini, meskipun kalian bisa mengelompokkannya lebih nantinya. 3 hal itu adalah aktivitas yang sangat penting, sesuatu yang besar, bapak mencontohkannya dengan batu kerikil. Aktivitas penting, sedang, bapak contohkan dengan pasir. Dan aktivitas yang tidak terlalu penting, bapak mencontohkannya dengan air. Artinya, anak-anak karena aktivitas kita terbatas oleh waktu maka kita perlu memprioritaskan aktivitas yang mendukung visi, tujuan besar kita untuk dilakukan terlebih dahulu. Setelah itu kalian bisa melakukan hal-hal yang lain. Ataupun ketika kita melakukan aktivitas yang “besar” dengan sendirinya aktivitas “kecil” akan mengikuti kita. Nah, itu kira-kira yang bisa kita maknai dari demonstrasi ini. Pesan bapak prioritaskan aktivitas yang penting, yang mendukung tujuan besar kalian di masa mendatang. Mudah-mudahan bermanfaat”.
Orang-orang yang sukses menyadari pentingnya waktu bagi mereka. Ketika Alfa edison ditanya tentang hal yang paling penting di dunia, dia menjawab “waktu”. Lebih jauh lagi Benyamin Franklin dalam melukiskan waktu. Dia mengatakan, “Apakah Anda mencintai kehidupan? Kalau jawabannya adalah “Ya”, maka anda jangan membuang-buang waktu, karena waktu adalah inti dari kehidupan.
Saya percaya banyak orang yang setuju dengan pendapat Franklin. Nyatanya kehidupan kita ini memang dibatasi oleh waktu. Semua orang tahu bahwa waktu sangat berharga bagi kehidupan. Namun tanpa disadari sebagian dari kita sering terlena sehingga sering membuang membuang waktu secara percuma. Kenapa ini bisa terjadi?
Ada beberapa hal yang menyebabkan, diantaranya adalah sebagai berikut: )*
1.      Orang-orang tidak menyadari bahwa cara mereka menghabiskan waktu adalah sesuatu yang sebenarnya dapat mereka atur.
2.      Mereka sering lupa bahwa betapa terbatsnya waktu yang tersedia untuk mencapai keberhasilan di dalam kehidupan
3.      Mereka tidak menyadari berapa banyak waktu yang telah mereka sia-siakan.
4.      Mereka tidak memiliki sistem maupun strategi untuk mengelola waktu mereka.


)* akan diperdalam pada kesempatan lain

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

0 komentar:

Posting Komentar

 

© 2014 My Life My Style. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top